Berita 05 Dec 2025

Wabup Subandrio Hadiri FGD Bahas Keberlanjutan Kelapa Sawit Sekadau 2025-2029

Yandi

Dibuat 3 hari yang lalu

Dilihat 44

Sekadau Hilir, Madah Sekadau - Wakil Bupati Sekadau, Subandrio menghadiri Focus Goup Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD KSB) Kabupaten Sekadau Tahun 2025 -2029 bertempat di Aula Pertemuan Gedung PKK, kamis (4/12/2025)

Dalam sambutannya, Subandrio menegaskan bahwa keberlanjutan sektor kelapa sawit merupakan prioritas penting bagi Kabupaten Sekadau, komitmen ini sejalan dengan program unggulan daerah IP3K (Infrastruktur, Perkebunan, Pertanian, dan Perikanan untuk Kesejahteraan) yang tercantum dalam RPJMD 2025–2029. Pemerintah bertekad mewujudkan masyarakat Sekadau yang unggul, sejahtera, dan bermartabat.

Subandrio melanjutkan, bahwa prinsip keberlanjutan pada sektor perkebunan tercermin dalam misi ke-4, ke-5, dan ke-6 RPJMD, yakni menciptakan iklim investasi yang kondusif dan pengembangan UMKM berbasis ekonomi kreatif, meningkatkan kesejahteraan petani dan buruh serta memperluas lapangan kerja, serta melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

"Kabupaten Sekadau sebelumnya telah menetapkan RAD KSB 2021–2024, dan saat ini memasuki tahap penyusunan RAD KSB Fase II untuk 2025–2029. Dokumen ini sangat penting sebagai instrumen pendukung RPJMD dan peta jalan perbaikan tata kelola sawit berkelanjutan. Selain itu, RAD KSB juga menjadi salah satu persyaratan penerimaan Dana Bagi Hasil (DBH) sawit bagi daerah,"Tegasnya.

"Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari perangkat daerah, pelaku usaha, organisasi masyarakat, hingga mitra strategis untuk terlibat aktif dalam proses penyusunan. Semoga FGD ini berjalan lancar dan menghasilkan rekomendasi terbaik demi keberlanjutan pembangunan kelapa sawit di Kabupaten Sekadau,"Tandasnya.

Selanjutnya, Plt Kadis DKP3 Kabupaten Sekadau Sandae menjelaskan bahwa, kelapa sawit merupakan komoditas penggerak utama ekonomi Sekadau dengan luas kebun mencapai 122.716 hektare, terdiri dari 58% milik perusahaan swasta dan 42% kebun swadaya, plasma, serta mandiri. 

Tercatat sekitar 32.000 kepala keluarga terlibat dalam usaha kelapa sawit dan lebih dari 11.000 tenaga kerja  bekerja di sektor ini. Setiap tahun, pabrik kelapa sawit di Sekadau mengolah sekitar 1,6 juta ton TBS, yang dengan harga rata-rata Rp2.500 per kilogram menghasilkan perputaran ekonomi mencapai Rp4,1 triliun per tahun.

"Angka tersebut menunjukkan betapa pentingnya memastikan keberlanjutan pembangunan kelapa sawit dari aspek ekonomi, sosial, budaya, dan ekologi. Komitmen ini sejalan dengan program unggulan daerah IP3K serta visi RPJMD 2025–2029, yaitu mewujudkan masyarakat Sekadau yang unggul, sejahtera, dan bermartabat,"Ungkap Sandae.

Ia menambahkan bahwa misi pembangunan yang mendukung keberlanjutan sektor perkebunan tercantum pada misi keempat, kelima, dan keenam, yakni menciptakan iklim investasi kondusif dan pengembangan UMKM, meningkatkan kesejahteraan petani dan buruh serta memperluas lapangan kerja, serta melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. (Madah Sekadau/Nopi/Yd/Ht)

Related Posts